Minyak sawit yang keluar dari tempat
pemerasan atau pengepresan masih
berupa minyak sawit kasar karena masih
mengandung kotoran berupa partikel-pertikel dari tempurung dan serabut (NOS=
Non Oil Solid).
Agar diperoleh minyak sawit yang
bermutu baik, minyak sawit kasar tersebut
mengalami pengolahan lebih lanjut.
Minyak sawit yang masih kasar kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar
(crude oil tank) dan setelah melalui beberapa tahap pemurnian atau klarifikasi,
Minyak tersebut perlu segera dimurnikan dengan maksud agar tidak terjadi
penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi. Hidrolisis dapat
terjadi karena cairan bersuhu panas dan terdapat cukup banyak air, demikian
juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa bahan organik dan
anorganik seperti Fe (besi
) dan Cu (tembaga) berperan sebagai katalisator
yang mempercepatterjadinya reaksi cepat.
Maka dengan proses ini akan dihasilkan
minyak sawit mentah (crude palm oil). Proses penjernihan
dilakukan untuk menurunkan kandungan air dan NOS di dalam minyak. Minyak sawit
ini dapat di tampung dalam tangki-tangki penampungan dan siap dipasarkan atau
mengalami pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni, dan
hasil olahan lainn
ya. Sedangkan sisa olahannya yang
berupa lumpur masih dapat dimanfaatkan
dengan proses daur ulang untuk
diambil minyak sawitnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya minyak bertahan
dalam settling tanki:
§ Volume Tanki;
yaitu ukuran luas permukaan dan tingginya tanki. Semakin luas permukaan tangki
semakin bebas partikel-partikel NOS mengendap.
§ Pada beberapa pabrik dijumpai Oil Settling Tank yang bentuk silinder dengan jumlah yang lebih
banyak, sehingga sistim ini dapat disebut dengan semi continuous.
§ Debit Cairan masuk;
berkaitan dengan volume tanki. Minyak yang masuk harus diatur perbandingan
minyak dengan air, sehingga minyak dapat bertahan lebih lama dalam tanki.
Keberhasilan oil settling tank memisahkan minyak dipengaruhi masa tunggu dan
cara pengenceran.
§ Pembuangan lumpur (low drawn); lumpur yang berada di bawah tanki yaitu yang berada pada
cone dapat mengganggu proses pengendapan, yaitu bila Cone ditutupi oleh lumpur maka dasar tanki yang berlumpur
membentuk bidang datar, yang berarti
akan mengurangi volume tanki dan mengurangi waktu tunggu dalam Oil Settling Tank. Untuk mencapai hasil
yang lebih baik maka pembuangan lumpur perlu dilakukan secara teratur secara
periodik. Pembuangan Lumpur yang terlalu cepat dapat mempertinggi Oil Losses, karena dalam lumpur tersebut
terdapat minyak yang melekat. Banyak tidak minyak dalam lumpur juga dipengaruhi
oleh suhu pemanasan.
§ Pembuangan cairan berlumpur; cairan ini berada dibagian tengah yang dialirkan ke dalam sludge tank dan kemudian dipompakan ke sludge separator atau decanter. Kontinuitas pemompaan dapat
membantu pemisahan minyak dalam settling
tank. Sedangkan pada lantai cylindrical settling tank, cairan lumpur
dialirkan secara “over flow”.
Tujuan
pemurnian minyak;
Memurnikan minyak
dasar yang diperoleh dari pengempaan,dengan dibersihkan kotoran dan
dikeringkan sehinga diperoleh kualitas CPO yang sesuai dengan sfesipikasi
komersial : FFA kurang dari 5%,kadar air kurang dari 1.20% dan ktoran kurang
dari 0.02%.
§ Total nilai kadar air dan kotoran adalah maksimum 0.5% di
kontrak komersial,
§ Speksifikasi CPO di PKS : FFA kurang dari 3.5% kadar air
kurang dari 0.20% dan kotoran kurang dari 0.02%.
§
Control kadar air (kurang dari
0.18%)serendah mungkin karena FFA akan cepat meningkat waktu CPO disimpan di
tangka timbun ,Recycle air dari cone tangka setiap pagi untuk mencegah kenaikan
FFA karena hydroulis.
§ Minyak yang berada dilapisan atas Crude Oil Tank dipompakan ke CST untuk diendapkan. Fungsi dari CST ialah mengendapkan kotoran-kotoran
(NOS) yang terdapat dalam minyak. Proses pengendapan ini dapat berlangsung
sempurna apabila suhu minyak dapat dipertahankan pada suhu 80°C. Pada suhu
ini kekentalan minyak lebih rendah
sehingga fraksi-fraksi yang BJ > 1 akan berada dibagian bawah tanki
dan mengendap.
§ Campuran minyak yang terdapat dalam Oil Settling Tank terdiri dari tiga lapisan; lapisan minyak,
lapisan Sludge dan lapisan Lumpur.
§
Semakin lama cairan minyak berada
dalam Oil Settling Tank maka
pemisahan akan semakin sempurna dan lumpur pun akan mengendap dibagian dasar
tanki,
Proses
Pemurnian Minyak
§
Metode pengendapan (settling ),yaitu
pemisahan minyak dan air dengan mengunakan perbedaan bert jenis,
§
Metode pemisahan mekanikal dengan alat
centrifugal putaran tinggi dengan memutar minyak dasar sehingga bagian yang
lebih berat akan terlempar lebih jauh karena adanya gaya centrifuga.
§
Meode pengaruh biologis ,yaitu
pemecahan molekul –molekul minyak sebagai akibat dari proses fermentasi .Cara
ini merupakan kelanjutan dari kedua cara sebelumna dan dilakukan pada proses
pemisahan di fat fit atau sludge oil recovery.
Crude oil vibrating screen
§
Untuk menyaring crude oil agar
kotoran kasar berupa serabut-serabut,pasir dan janjang kosong yang lolos dari
presan dapat dipisahkan.
§
Kotoran screw waste di recycle
kembali ke pressan,
§
Sebaiknya mengunakan doble deck
vibrating dengan mesh 20 di atas dan mesh 30 di bawah,bila mengunakan cntrifuce
atau decanter lebih baik gunakan mesh 30 dibawah ,jika gunakan hight speed
saparator ,sebaiknya gunakan mesh 40 di bawah,
§
Tujuan vertical sterilizer CST
adalah untuk memisahkan minyak murni dari sludge secara kontinu settling
,dibutuhkan waktu minimal 4 jam retensi untuk mencapai pemisahan minyak yang
bak.
§
Sludge underflow mengntungi kurang
dari 7% minyak untuk proses setting yang baik dan NOS antara 6-6.5%
§
Ketinggian oil level harus 300-350
mm dibawah permukaan skimmer supaya mendapatkan minyak yang lebih murni.
§
Minyak terangkat keatas karena BJ
minyak lebih rendah ,minyak harus dipanaskan ke 90-92 °C sebelum dipompa ke CST.
§
Steam injeksi dan steam coil
bersamaan dibuka pada saat start proses,apabila temperatutre telah mencapai
90°C,steam injeksi di tutup ,apabila steam injeksi terbuka air disamping steam
coil akan menguap dan butiran uap air ini akan terangkat ke atas ,terjadi
turbulence dan akan mempengaruhi pemisahan minyak,
§
Minyak yang diambil oil skimmer
mempunyai komposisi sebagai berikut : minyak 99%,air 0,6% dan kotoran
0,20%.Kotoran akan di settle didalam cone pure oil tank.
§
Kemurnian minyak yang diambil
tergantung pada area permukaan CST juga, area yang lebih rendah akan
menghasilkan minyak yang bersih karena kecepatan minyak terangkat lebih lambat.
Suhu minyak di CST harus di 88-92°CPipa crude oil inlet harus
masuk 1.5 – 1.8 m ke dalam CST dari
permukaan skimmer untuk pemisahan minyak yang lebih effisiensi.
§
Pompa dari COT harus mengunakan satu
pompa secara manual (kontinu) dan satu pompa stanby yang di control oleh float
switch ,ini akn menjamin konsistensi flow crude oil ke CST dan tidak terjadi
over loading di CST.
§
Stirrer CST harus dioperasikan untuk
mencapai flow yang lebih homogeny dan effisenssikan pemisahan minyak dan sludge
,laju stirrer 4-5 rpm dan beroperasi 24 jam.
§
Ada 2 steam coil di CST,yaitu live
steam coi dan closed coil,
§
Gunakan steam injeksi untuk
memanaskan minyak minimal 30 menit ,sebelum pengolhan di mulai.
§
Harus hati2 pada saat steam injeksi
di buka kareana sludge panas dari permukaan sludge dapat naik keatas flatform
CST ,sebahagian akan tumpah juga akan terjadi letupan pada permukaan sludge pada waktu tekanan
steam di dalam mengatasi tekanan static sludge dingin dibagian atas ,jika ini
terjadi sludge panas akan melompat naik kea ta flatfor CST.
§
Harus hati-hati pada saat mencampur
minyak di CST dengan minyak MIKO (minyak limbah) ,karena akan merusak minyak
yang ada di CST,sludge akan naik keatas ,hindari minyak yang FFA tinggi
langsung di masukan ke CST,harus dilakukan pemanasan di sludge drain tank
sebelum di masukan ke CST secara bertahap.
WATER
DOLUTION (PENGENCERAN)
Pengenceran bertujuan agar pemisahan pasir dan serat-serat
yang terdapat dalam minyak (NOS) dapat berjalan dengan baik. Pengenceran
berlangsung dengan baik bila suhu air pengenceran 80° - 90°C. Suhu ini
kadang-kadang tidak mendapat perhatian yang serius, karena tanki air panas
berada ditempat yang lebih tinggi dari Digester,
sehingga pengamatannya lebih sulit.
Air pengencer yang diberikan ke dalam cairan bermanfaat
untuk beberapa hal sebagai berikut:
a. Untuk menurunkan viskositas cairan,
sehingga zat yang memiliki BJ > 1,0 akan mudah mengendap sedangkan zat yang
memiliki BJ < 1,0 akan mengapung.
BJ minyak pada suhu 40, 50, 70, dan
100°C berturut-turut adalah 0,895; 0,890; 0,876; 0,875. Dan zat tersebut mudah
memisah dari minyak karena minyak memiliki viskositas 27, 14, dan 8 centipois
pada suhu 50, 70, dan 100°C. Semakin rendah viscositas minyak, semakin mudah
untuk memisahkan NOS baik dalam proses pengendapan maupun dalam proses
pemisahan dengan sentrifuge.
b. Untuk mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak
berdasarkan polaritas.
c.
Untuk memecahkan emulsi minyak yang dalam bentuk partikel halus dan sering
melekat dengan NOS. Juga berperan untuk melemahkan fungsi emulsifier yang terdapat dalam minyak.
Jumlah air pengencer yang digunakan sangat bervariasi antara
PKS ke PKS. Jumlah air pengencer sulit diketahui jika tidak menggunakan Flow Meter.
Jumlah air pengencer yang
dianjurkan yaitu sebanding dengan crude oil yang keluar dari Screw Press. Jumlah air yang digunakan
berpengaruh terhadap retention time minyak dalam Continuous Seatling Tank, yang sangat penting artinya dalam
efisiensi pemisahan minyak dan kualitas minyak sawit.
Jumlah air yang
dianjurkan adalah sebanding dengan jumlah minyak yang terdapat dalam cairan
yang keluar dari Press. Berdasarkan uraian sebelumnya maka jumlah air pengencer
yang digunakan ialah 320 liter/ton TBS setara dengan 9600 liter.jam pada PKS
berkapasitas 30 ton TBS/jam, dengan perincian 50% untuk Screw Press dan 50% untuk Vibrating
Screen dan stasiun klarifikasi.
Pemakaian air pengencer yang terlalu banyak akan menyebabkan
penurunan kualitas unit pengolahan PKS terutama pada alat klarifikasi.
Pemberian air pengencer tergantung pada disain unit pengolahan dan kandungan
NOS, yang sumbernya berasal dari tingkat kebersihan pemanen.
0 komentar:
Posting Komentar